21 Oktober 2014
Hari ini hari pertama ketemu Kakak (iya, kami suka memanggilmu dengan sebutan ini). Setelah paginya Buni testpack dan hasilnya positif. Kemudian abis pulang kerja ke RS Bunda Menteng, ketemu sama dr Rizka, USG Transvaginal dan… waaa.. sudah ada setitik Kakak di kantung rahim Buni, diperkirakan usianya 5w3d, alhamdulillah..
Karena masih trimester pertama, Buni dikasi 2 jenis obat buat bikin Kakak semakin kuat, dan kata dokternya 2 minggu lagi harus kontrol.
01 November 2014
Gak sabar nunggu hari ini karena Buni pengen ketemu Kakak lagi..
Hari ini Kakak berusia 6w6d, hasil USG Transvaginalnya Kakak bagus. Kata dokter, kakak kuat, tapi ada yang bikin Buni sedih. Ternyata ada sel-sel yang juga menggerogoti nutrisi Kakak di dalam sana, kalo gak salah namanya Adenomyosis, penebalan dinding rahim. Buni masih belum ngerti apa itu adenomyosis, dokter bilang harusnya Buni susah hamil. Lah ini ketahuan adenomiosis pas lagi hamil. Tapi, dokter Rizka menenangkan, katanya Kakak kuat, buktinya sudah ada detak jantungnya. Begitu dokter Rizka membesarkan volume mesin USGnya, terdengar nyaring bunyi detak jantung Kakak. Detak jantung yang sehat dan bagus kata dokternya. Alhamdulillah ya, kak. Kakak adalah hadiah istimewa dan amanah terindah dari Allah, Buni dan Babap nggak berhenti bersyukur, dapat dipercaya jadi calon orang tua Kakak.
Kakak dari masih janin saja sudah jadi pejuang. Keep struggling ya Kak di sana, insyaAllah Buni bantu dengan makanan, obat dan doa buat Kakak. Semangat Kak, kita harus ketemu ya bulan Juni 2015 nanti. I wont leave you alone, lets struggle together yaaa sayang.
Memasuki minggu ke-7, Buni mulai mengalami yang namanya morning sickness. Nggak cuma morning sickness tapi all day sickness. Buni makan sekali, muntahnya bisa berkali-kali. Sebenernya semua makanan masuk tapi entah kenapa udah makan malah mual dan muntah. Padahal sebelumnya Buni udah optimis nggak bakal ngalamin mual muntah karena nafsu makan Buni yang tetap banyak seperti biasanya. Hehe.
Makanan yang manis-manis dan makanan mahal yang agak mendingan, udahan makannya bisa tuh nggak dimuntahin lagi. Hahaha. Kakak tau aja nih. =P
Keseringan mual muntah bikin Buni kehilangan nafsu makan. Waktu kontrol di minggu ke-9 berat badan Buni malah turun 4 kg. Kata susternya, “Yah kok turun sih berat badannya. Padahal semua boleh dimakan kecuali yang mentah sama yang bakar”
Iya sus, saya juga pengennya gitu. Apa daya. -.-
Bertahan dengan kondisi mual muntah seharian, sempet nggak masuk kantor atau kalopun masuk kantor datangnya telat. Nggak pengen ngapa-ngapain maunya bobo aja.
Biar nafsu makan membaik, Babap bolehin Buni makan Indomie itupun nggak banyak cuma 3 sendok. SAD! Biasanya makan Indomie bisa habis 2 piring. Heuheu.
Ternyata besok malamnya, ada flek coklat muda di celana dalam Buni yang ketauan pas Buni mau pipis, Kak. Buni sama Babap panik dan menghubungi dr.Rizka via WhatsApp. Dr.Rizka bilang kalo Buni nggak boleh kecapean dan silahkan konsul langsung kalau masih flek. Dari situ Buni bedrest lagi, nggak makan Indomie sampai akhirnya pada malam itu, kami memutuskan untuk pindah dulu dari rusun lantai 5 ke rumah Nin dan Engkong di Ragunan. Kata Babap biar Buni ada yang jagain kalo Babap lagi nggak ada dan nggak bisa nemenin.
Besoknya, Buni dan Babap menemui dokter Rizka, kami ingin memastikan bahwa Kakak baik-baik saja. Alhamdulillah, setelah diperiksa dr.Rizka bilang bahwa Kakak dalam kandungan Buni baik-baik saja dan terus berkembang. Huwaaa.. Buni nggak mau kalah ah sama Kakak, Buni juga mau jadi pejuang biar kita sama-sama jadi pemenang ya, Kak!
To be continue.
2 thoughts on “Drama Trimester Pertama”